Halaman

Selasa, 25 September 2012

Pesan Kemanusiaan : Masalah Dunia di Masa Sekarang

Dengan bergantinya tahun demi tahun, dunia ini bukan tambah baik atau rapi. Tapi sebaliknya, dunia ini penuh dengan musibah, karena tuanya bumi dan juga akibat ulah manusia. Permasalahn-pemasalahan di dunia ini juga banyak sekali. Coba renungi, di Negara mana anda tinggal? Bagaimana perubahan Negara anda tahun demi tahun? Tambah baik, maju, atau malah membuat rakyat menderita, korupsi bertebaran, atau muncul masalah-masalah yang lain.
Di lihat dari segi umum, masalah yang masih muncul sampai sekarang atau bahkan yang menjadi masalah besar adalah kelaparan dan kesehatan. Banyak sekali orang di berbagai belahan Negara kelaparan di mana bahkan sampai terlantar. Hal ini bisa jadi karena mereka sudah pasrah dalam hidupnya “bermalas-malasan” atau juga akibat kurang tersedianya lapangan pekerjaan yang memadai. Karena satu masalah bisa merembet ke mana-mana. Ya, mulai dari kelaparan, kesehatan, sampai pendidikan anak. Mengapa? Berawal dari kurangnya ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup, banyak orang memilih untuk tidak melanjutkan sekolah karena “lapar” lebih penting dari itu semua. Jika kebutuhan hidup/badan tidak terpenuhi secara terus-menerus bisa berefek sakit hingga kematian. Ya, oleh karena itu, kesehatan penting bagi rakyat dunia.
Berita terakhir, di Amerika terjadi krisis ekonomi. Bisa disebut ada jumlah nilai mata uangnya tetapi mata uang itu sendiri? Di mana? Korupsi? Hutang negara? Atau? Akibat hal ini rakyat juga menderita. Pasti kita (terutama Indonesia) sudah pernah merasakan bagaimana keadaan saat krisis ekonomi. Itulah yang dirasakan mereka saat ini.
Selain krisis ekonomi, yaitu dari segi pendidikan. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, banyak rakyat yang tidak bersekolah akibat ekonomi. Semua orang juga belum tentu tamat SD. Di kemanakan beasiswa untuk orang yang tidak mampu? Apakah rakyat elit, kalangan para menteri, DPR, pemimpin saja yang berhak berpendidikan, S1, S2, bahkan S3. Bahkan sampai ke luar negeri. Untuk kalangan rakyat bawah, bagaimana nasib mereka?
Oleh karena itu, saya berpesan untuk dunia dan berdoa semoga korupsi semakin 'menurun' atau bahkan sudah tidak ada yang namanya 'KKN'. Orang-orang besar semoga lebih memperhatikan hal ini dan bias menyadarkan diri. Dan semoga dari segi pemerintahan lebih memperhatikan lagi kalangan rakyat bawah yang sangat membutuhkan bantuan. Meski tidak pemerintah juga, kita yang bisa membantu, usahakan untuk membantu. Semoga negeri kita lebih baik lagi dari tahun-tahun sebelumnya dan korban-korban menjadi berkurang. Terutama ‘Menjaga Kedamaian Dunia’ juga penting, seperti Hubungan Internasional atau melalui PBB.

Written by Alifatin Nur Faizah, as a civic task from Mr. Yus. Chapter: Pancasila

Sabtu, 15 September 2012

Beginilah Orde Baru… Beda dengan Sekarang?!?!?!

Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia. Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era pemerintahan Soekarno. Orde Baru hadir dengan semangat "KOREKSI TOTAL" atas penyimpangan yang dilakukan oleh Soekarno pada masa Orde Lama. (tahu kan? Pelajaran kelas 2 kemarin J)
Orde Baru berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998. Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi Indonesia berkembang pesat meskipun hal ini terjadi bersamaan dengan praktek korupsi yang merajalela di negara ini. Selain itu, kesenjangan antara rakyat yang kaya dan miskin juga semakin melebar.
Pada tahap awal, Soeharto menarik garis yang sangat tegas. Orde Lama atau Orde Baru. Pengucilan politik dilakukan terhadap orang-orang yang terkait dengan Partai Komunis Indonesia. Sanksi kriminal dilakukan dengan menggelar Mahkamah Militer Luar Biasa untuk mengadili pihak yang dikonstruksikan Soeharto sebagai pemberontak. Pengadilan digelar dan sebagian dari mereka yang terlibat "dibuang" ke Pulau Buru.
Sanksi nonkriminal diberlakukan dengan pengucilan politik melalui pembuatan aturan administratif. Instrumen penelitian khusus diterapkan untuk menyeleksi kekuatan lama ikut dalam gerbong Orde Baru. KTP ditandai ET (eks tapol).
Orde Baru memilih perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai tujuan utamanya dan menempuh kebijakannya melalui struktur administratif yang didominasi militer namun dengan nasehat dari ahli ekonomi didikan Barat. DPR dan MPR tidak berfungsi secara efektif. Anggotanya bahkan seringkali dipilih dari kalangan militer, khususnya mereka yang dekat dengan Cendana. Hal ini mengakibatkan aspirasi rakyat sering kurang didengar oleh pusat.
Eksploitasi sumber daya. Selama masa pemerintahannya, kebijakan-kebijakan ini, dan pengeksploitasian sumber daya alam secara besar-besaran menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar namun tidak merata di Indonesia.
Di masa Orde Baru pemerintah sangat mengutamakan persatuan bangsa Indonesia. Setiap hari media massa seperti radio dan televisi mendengungkan slogan "Persatuan Dan Kesatuan Bangsa". Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah adalah meningkatkan transmigrasi dari daerah yang padat penduduknya seperti Jawa, Bali dan Madura ke luar Jawa, terutama ke Kalimantan, Sulawesi, Timor Timur, dan Irian Jaya. Namun dampak negatif yang tidak diperhitungkan dari program ini adalah terjadinya marjinalisasi terhadap penduduk setempat dan kecemburuan terhadap penduduk pendatang yang banyak mendapatkan bantuan pemerintah. Muncul tuduhan bahwa program transmigrasi sama dengan jawanisasi yang sentimen anti-Jawa di berbagai daerah, meskipun tidak semua transmigran itu orang Jawa.
Pada era Orde Baru, perjuangan melawan rezim Soeharto itu sangat terasa perjuangannya dan keradikalisasian melawan Orde Baru yang menunjukkan pemerintahan yang otoriter. Namun sekarang perjuangan melakukan Reformasi dari pemerintahan yang otoriter sama sekali tidak menunjukkan kebangkitan dan kurangnya kesadaran masyarakat memperjuangkan tindaklanjut dari Reformasi itu. Sekarang sudah terang benderang malah makin jarang perlawanan. Kenyataannya seperti tidak ada kebangkitan. Kesadaran saja tidak ada. Musuh kita sekarang itu koorporasi yang wajahnya politisi,
Tim ekonomi di era soeharto bekerja lebih baik dibanding team ekonomi di era reformasi dibawah presiden siapapun. Di akhir kekuasaan Soeharto misalnya, angka pengangguran berhasil ditekan hingga mencapai 4%, kemiskinan ditekan mencapai 11%, dan pertumbuhan ekonomi pernah menembus angka 9%. Sementara saat ini angka pengangguran justru lebih tinggi dibandingkan dengan era Soeharto. Angka pengangguran membengkak menjadi 8%, angka kemiskinan berada di kisaran 13%, sementara pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 4,5% yang itupun dicapai dengan kerja keras yang luar biasa.
Pengurasan kekayaan alam yang luar biasa melalui penguasaan kontrak jangka panjang dengan perusahaan asing untuk eskploitasi sumber daya alam, hutan dan laut terjadi sejak masa era Soeharto. Budaya korupsi terjadi sejak zaman era Soeharto. Bahkan sebuah sumber menyebutkan, era Soeharto dianggap sebagai rezim paling korup di Asia Tenggara dengan jumlah korupsi mencapai $AS 15 miliar sampai $AS 35 miliar. Demikian juga jerat hutang luar negeri. Kegemaran merangkul “negara donor” terjadi sejak era Soeharto. Bahkan dimasa orde baru, hutang diposisikan sebagai pendapatan negara. Negara penghutang disebut sebagai “negara donor”, tidak disebut debitor atau pemberi pinjaman dengan mensyaratkan konsesi tertentu.
Sepanjang kekuasan, Presiden Soeharto menetapkan pertumbuhan sebagai satu satunya yang harus dicapai oleh pemerintah. Untuk mencapai berbagai tujuan pemerintah, stabilitas keamanan dalam negeri menjadi syarat utama. Pelanggaran HAM dan demokrasi sering nampak mengiringi program pembangunan. Sehingga dilakukan kontrol atas kekuatan partai politik dan potensi oposisi.
Meskipun saat ini politisi busuk semakin terlihat kasat mata, korupsi semakin bisa kita saksikan hingga ke detak jantungnya, semua ini berkat prestasi yang dicapai era reformasi. Era reformasi memungkinkan semua elemen bangsa termasuk pers memiliki peran lebih maksimal untuk melakukan kontrol atas penyelengaraan negara. Demokrasi diyakini sebagai alat untuk mencapai kesejahteraan, dan era reformasi telah memberikan hal tersebut dengan lebih baik dibanding era Soeharto.
Kelebihan sistem Pemerintahan Orde Baru, perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya AS$70 dan pada 1996 telah mencapai lebih dari AS$1.000, sukses transmigrasi, sukses KB, sukses memerangi buta huruf, sukses swasembada pangan, pengangguran minimum, sukses REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun), Sukses Gerakan Wajib Belajar, Sukses Gerakan Nasional Orang-Tua Asuh, sukses keamanan dalam negeri, dan investor asing mau menanamkan modal di Indonesia, serta sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri.
Selain kelebihan yang dimiliki, Sistem Pemerintahan Orde Baru juga memiliki kekurangan, yaitu semaraknya KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotrisme), pembangunan Indonesia yang tidak merata dan timbulnya kesenjangan pembangunan antara pusat dan daerah (sebagian disebabkan karena kekayaan daerah sebagian besar disedot ke pusat), munculnya rasa ketidakpuasan di sejumlah daerah karena kesenjangan pembangunan (terutama di Aceh dan Papua), kecemburuan antara penduduk setempat dengan para transmigran yang memperoleh tunjangan pemerintah yang cukup besar pada tahun-tahun pertamanya, bertambahnya kesenjangan sosial (perbedaan pendapatan yang tidak merata bagi si kaya dan si miskin), pelanggaran HAM kepada masyarakat non pribumi (terutama masyarakat Tionghoa), kritik dibungkam dan oposisi diharamkan, kebebasan pers sangat terbatas, diwarnai oleh banyak koran dan majalah yang dibredel, penggunaan kekerasan untuk menciptakan keamanan, antara lain dengan program "Penembakan Misterius", tidak ada rencana suksesi (penurunan kekuasaan ke pemerintah/presiden selanjutnya), dan menurunnya kualitas birokrasi Indonesia yang terjangkit penyakit Asal Bapak Senang, hal ini kesalahan paling fatal Orde Baru karena tanpa birokrasi yang efektif negara pasti hancur, serta menurunnya kualitas tentara karena level elit terlalu sibut berpolitik sehingga kurang memperhatikan kesejahteraan anak buah.
Beda Korupsi Zaman Orba Dan Sekarang. Pola korupsi ternyata berubah dari waktu ke waktu. Namun korupsi pada zaman sekarang, ternyata lebih parah ketimbang di masa orde baru ketika dipimpin Presiden Soeharto. Korupsi saat ini cenderung memakan dana APBN yang notabenenya dialokasikan untuk rakyat. Berbeda dengan korupsi era orde baru yang umumnya 'memakan' dana. Aman dahulu korupsi diambil dari adanya izin tol yang diberikan ke oknum tertentu, izin impor mobil, izin impor gandum, dan sebagainya. "Praktek pakai BUMN misalnya, sebagai sumber pendanaan, itu sudah jadi rahasia umum. APBN terpaksa dipotong untuk dibagikan ke kelompok atau partai tertentu. Sekarang dijadikan bancakkan dan dipangkas Hal ini pada akhirnya menjadi hal yang krusial. Sampai-sampai orang luar melakukan penilaian terhadap itu, bahwa korupsi masih menjadi penghalang bagi tumbuh kembangnya ekonomi RI.
Barangkali diantara gossip-gosip politik, pertanyaaan yang cukup sering kita dengar saat ini adalah “lebih baik mana antara pemerintahan era soeharto dan era reformasi?”
Pertanyaan ini makin menguat di bulan Mei. (kurang tahu saat apa hhe J). Pertanyaan tersebut akan memperoleh jawaban yang berfariasi. Diantaranya lebih memilih hidup di era Soeharto. Menurut mereka di era Soeharto harga barang barang lebih murah, jalanan lebih bagus, korupsi memang ada, namun tidak sebanyak sekarang. Yang jelas berbagai kebutuhan bisa lebih mudah dipenuhi pada era Soeharto.
  
Lamongan, 28 Ramadhan 1433 H / 17 Agustus 2012
Written by Alifatin Nur Faizah, as a history task from Mr. Erwin. Chapter: New Order Era

Rabu, 15 Agustus 2012

Nasehat Seorang Ayah... Dengarkan...Cermati...& Amalkan...

Nak, ayah sengaja bawa kamu ke sini karena mau ngomong serius sama kamu. Sekarang kamu sudah baligh. Kamu relatif sudah bisa membedakan yang benar dan yang enggak. Tapi kamu masih terlalu muda buat kenal dunia secara luas, seluas laut dan langit di depan kamu itu.
Nak, apa kamu pernah menerka kenapa ayah sangat membatasi kamu nonton TV, kenapa ayah sering potong kabel TV yang baru dibeli ibumu? Apa kamu tahu kenapa ayah sering ajak kamu menjauhi keramaian, kenapa ayah sering banting pemutar musik kamu? Kamu tahu, nak? Itu karena ayah sayang kamu dan gak mau kamu jadi orang-orang bentukan media mainstream yang gak islami.
Pada umumnya mereka itu bikin kamu tahu dalam ketidaktahuan. Kamu jadi tahu cara bikin orang ketawa, cara supaya dunia melihat kamu, cara berbahasa yang up to date, dan cara tetap ikut tren. Kamu jadi tahu si artis anu lagi bunting 7 bulan. Kamu dijejali dengan informasi-informasi gak penting, se-gak penting artis anu baru ngerayain ulang tahunnya di Food Court Pondok Indah Mal.
Tapi nak,  apa yang harus kamu lakukan kalau mau nikah tapi belum siap. Kamu gak diajarin cara milih calon pasangan hidup yang benar, apa kriterianya.
Kamu jadi tahu batasan HAM tapi tidak hukum islam. Kamu jadi tahu cara ngitung PPn, tapi ngitung zakat kebun kamu sendiri aja bingung. Kamu jadi tahu di Bangladesh itu orang kebanjiran terus, tapi kamu malah gak tahu komplek sebelah kita juga kebanjiran. Siaran setengah jam pagi-pagi itu jelas kurang nak. Bahkan kamu sama sekali gak dibikin ngerti cara baca Quran. Bedain “fa” sama “qof” aja gak bisa, gimana mau paham, anakku?
Kamu nanti malah jadi bingung, di TV diajarin menikah sama anak di bawah umur itu bejat gak ketulungan, apa kamu mau bilang Nabi Muhammad yang menikahi Aisyah umur 6 tahun itu bejat? Di TV diajarin makan jilat tangan itu gak sopan, tapi di hadits kamu temui sunahnya itu malah jilat tangan. Di TV diajarin kalau ketemu orang itu salaman, padahal di hadits yang kamu pelajari, lebih baik kamu ditusuk besi panas daripada bersentuhan dengan bukan mahrom. Di TV disiarkan bahwa lesbi dan homo itu manusiawi dan sudah lazim, tapi di hadits, mereka itu layak dihukum mati.
Ayah paling takut kamu mengarah ke logika-logika praktis begitu. Ayah takut kamu menomorduakan Quran Hadits karena gak logis menurut kamu. Camkan ini nak, agama itu bukan dibangun dari logika, dan agama itu jauh dari kelogisan-kelogisan yang ada di novel Sophi’s World, walaupun dia jadi best seller internasional selama beberapa tahun. Nak, Al-Quran itu sudah jadi super best seller se-semesta selama belasan abad.
Kalau agama ini menuruti kelogisanmu, gak akan ada cerita 313 pasukan islam dengan perbekalan dan senjata yang jauh dari memadai bisa menang melawan 1.000 pasukan kafir dengan perbekalan dan senjata yang berlebihan waktu perang Badr. Gak akan ada cerita pasukan islam masih bertahan di perang Khandaq setelah dikepung dari segala penjuru. Gimana mungkin ada bantuan angin dalam perang di abad ketujuh? Nonsense! Itu semua gak akan masuk ke logikamu, nak.
Kamu akan wudhu dengan membasuh duburmu kalau kamu mau ikut logika, tapi bukan begitu yang diajarkan, nak. Kita gak tahu apa-apa. Keimanan itu bukan kelogikaan. Iman itu artinya percaya. Percaya bahwa aturan itu tepat walau gak masuk logika kamu.
Itu kenapa kamu harus mendalami Quran Hadits dengan mantap. Kamu tahu kan, bahwa ilmu yang wajib dicari itu ada tiga: ayat yang menghukumi, sunah yang ditegakkan, dan ilmu hukum waris. Intinya kamu wajib belajar Quran Hadits. Ilmu yang di luar itu statusnya cuma ilmu tambahan. Ayah sama sekali bukan melarang kamu sekolah sampai title kamu 10 biji, kalau ada. Sekolahlah tinggi-tinggi, cari ilmu sebanyak-banyaknya, itu positif.
Ayah cuma takut, kamu bisa menghitung bulan itu tepat ada di atas kepala kamu pada tanggal berapa jam berapa, tapi kamu kebingungan ngitung waris waktu ayahmu ini meninggal. Ayah takut kamu bisa fasih luar biasa berbahasa Inggris, tapi salam aja ngomongnya “semlekum”. Ayah gak mau kamu hapal irregular verb dan certain adjective, tapi gak hapal siapa saja mahrom kamu.
Ayah gak mau kamu bisa bedain processor bagus dan enggak, bisa bedain awan cumulus dan nimbus, bisa bedain membran sel dan membran mitokondria, tapi kamu gak bisa bedain halal-haram dan suci-najis. Dan hal-hal semacam itu. Ayah takut kamu kuasai dunia tapi gak ngerti hukum islam, nak.
Ayah gak kebayang, pascatiada nanti kamu jawab apa waktu ditanya, “Kenapa dulu kamu lebaran duluan dibanding tetanggamu?” Apa kamu bakal jawab, “Abis di tanggalan lebarannya tanggal segitu, saya kan gak tahu aturan sebenarnya gimana.” Terus ditanya lagi, “Lantas, kenapa kamu tidak cari tahu ilmunya?” Apa kamu berani jawab begini, “Saya kan mau sekolah sampai S3, mau punya rumah besar, mau jadi anggota dewan, target saya banyak, jadi belum sempat mendalami islam.” Berani?
Al ‘ilmu qobla ‘amal, nak. Beramal setelah kamu punya ilmunya, jangan sembarangan ikut-ikutan. Orang tahlilan kamu ikut tahlilan. Orang pacaran kamu ikut pacaran. Aduuuh, nak. Jangan. Jangan jadi orang yang “qila wa qola”, masih gak jelas dasarnya, eh malah disampaikan. Jangan katanya katanya. Kamu harus tahu betul apa dalilnya, hukumnya gimana, baru bisa melakukan atau menanggapi sesuatu. Kamu tahu kan, qila wa qola itu termasuk satu dari tiga hal yang dibenci Allah? Coba buka lagi kitab Muslim kamu.
Dalamilah ilmu agama, nak. Malaikat akan membentangkan sayap-sayapnya karena senang padamu yang sedang mencari ilmu. Sampai ikan-ikan di lautan, semua mendoakanmu, nak. Kalau kamu jadi pengajar dan pengamal Al-Quran, ayah bakal dapat mahkota emas yang terangnya lebih dari matahari. Itu jauh lebih membanggakan dari ayah dipanggil mau diberi penghargaan karena kamu meraih nobel. Ayah dapat mahkota, kamu tentu dapat lebih dari itu, nak.
Setelah ilmumu kuat, aplikasikan, sebarkan, dan perjuangkanlah semaksimal yang kamu bisa, nak. Jangan takut cacian orang. Jangan menyerah walau sedunia ini memusuhi kamu. Gigit agamamu dengan gigi geraham. Lebih baik kamu hidup dengan ngangon kambing di Gunung Leuser sana ditemani 200 harimau sumatera daripada kamu hidup makan enak dan mudah tapi gak bisa aplikasikan agamamu.
Nak, dari dulu orang hebat itu selalu dianggap asing di zamannya. Itu bukan berarti kamu harus menjadi asing, nak, bukan. Tapi, risiko kamu “diasingkan” masyarakat itu besar kalau kamu bawa nilai-nilai baru, atau nilai-nilai lama yang dianggap baru.
Anak muda seperti kamu punya tenaga dan semangat yang jauh lebih besar daripada orang tua kayak ayah begini. Ibnu Umar, pada usia 13 tahun ingin ikut dalam Perang Badr, tapi dilarang, nak, karena masih terlalu muda. Ia akhirnya ikut dalam perang Khandaq pada umur 15 tahun. Sejak belia, beliau senang mencari ilmu, nak. Beliau menjadi periwayat hadits kedua terbanyak setelah Abu Hurairoh.
Kamu tentu sering dengar Ali bin Abi Thalib, anakku. Beliau sudah menjadi bintang lapangan pada Perang Badr, saat usianya masih sekitar 25 tahun. Beliau menjadi pimpinan pasukan Perang Khaibar, beberapa tahun kemudian, yang akhirnya menang gemilang. Beliau yang membunuh Marhab, panglima besar Yahudi. Semua dalam usia belia, anakku.
Imam Bukhori yang menyusun hadits tershahih sampai sekarang, beliau mulai berkelana pada umur 16 tahun. Jiwa muda yang tetap teguh belasan tahun menghimpun hadits-hadits shahih. Kamu tahu apa yang terjadi pada Imam Bukhori, anakku? Beliau diusir dari kampung dan menjadi musuh banyak orang pada zaman itu. Tapi itu tidak membuatnya gentar.
Selanjutnya giliran kamu yang meneruskan perjuangan. Selamat berjuang nak, luruskan niat, ayah doakan.

Dede El Triana

Sabtu, 31 Maret 2012

Kembali ke Masa Orde Lama, Organisasi Pergerakan Nasional

Assalamu’alaikum,,,
hemmm ana punya edisi baru lho…. Ya edisi khusus about SEJARAH ZAMAN DAHULU haha
:) khususnya saat PERGERAKAN NASIONAL.Penasaran? Penasaran? Etz, sebelum baca, ana mau menyampaikan, Deskripsi ini dibuat oleh kami berdua Alifatin Nur Faizah dan Uci Putri Maulida. Memang kami bekerjasama dalam pembuatan deskripsi ini. Salah satu alasannya adalah agar lebih ringan dan tidak terbebani. Jadi, pembagiannya masng-masing “2 Organisasi”. Insya Allah setelah antum baca ini, akan terlihat kompaknya kami. Hahaha ^_^
Daripada lama-lama, yuk come on … read ya :) Syukron. Semoga bermanfaat buat antum semua.

OK, yang peratama adalah tentag Nasionalisme dengan organisasinya yaitu Indische Partij.

==NASIONALISME==
INDISCHE PARTIJ (IP)
Tahun Berdiri
1912
Tokoh Pelopor/Pendiri
E.F.E Douwes Dekker
Cipto Mangunkusumo
Suwardi Suryaningrat
Bentuk Organisasi
Politik
Tujuan Organisasi
a.  Untuk mempersiapkan kehidupan bangsa Indonesia yang merdeka
b. Mendobrak kenyataan politik rasial yang dilakukan pemerintah kolonial Belanda   
Strategi Organisasi
a.  Melakukan propaganda secara lisan maupun tulisan      
b.  Menyebarkan Brosur yang berjudul Als Ik een Nederlander was (andaikan aku seorang Belanda) saat Upacara 100 tahun peringatan kemerdekaan Belanda
Sikap Terhadap Hindia-Belanda
Non Koopertif
==SEKILAS & DINAMIKA==
ð Indische Partij adalah partai politik pertama di Hindia Belanda, berdiri tanggal 25 Desember 1912.
ð Indische Partij didirikan dengan maksud untuk mengganti Indische Bond yang merupakan organisasi orang-orang Indo dan Eropa di Indonesia. Hal ini disebabkan adanya keganjilan-keganjilan yang terjadi (diskriminasi) khususnya antara keturunan Belanda totok dengan orang Belanda campuran (Indo). IP sebagai organisasi campuran menginginkan adanya kerja sama orang Indo dan bumi putera. Hal ini disadari benar karena jumlah orang Indo sangat sedikit, maka diperlukan kerja sama dengan orang bumi putera agar kedudukan organisasinya makin bertambah kuat.
ð Indische Partij, yang berdasarkan golongan indo yang makmur, merupakan partai pertama yang menuntut kemerdekaan Indonesia.
ð Partai ini berusaha didaftarkan status badan hukumnya pada pemerintah kolonial Hindia Belanda tetapi ditolak pada tanggal 11 Maret 1913, penolakan dikeluarkan oleh Gubernur Jendral Idenburg sebagai wakil pemerintah Belanda di negara jajahan. Alasan penolakkannya adalah karena organisasi ini dianggap oleh pemerintah kolonial saat itu dapat membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan bergerak dalam sebuah kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda.
ð Pada tahun 1913 partai ini dilarang karena tuntutan kemerdekaan itu, dan sebagian besar anggotanya berkumpul lagi dalam Serikat Insulinde dan Comite Boemi Poetera.
ð Indische Partij berdiri sebagai suatu organisasi yang radikal dan merupakan partai politik pertama di Indonesia yang berdasarkan jiwa nasionalisme yang tinggi untuk mencapai kemerdekaan Indonesia sebagai national home bagi semua ketrurunan bumiputra, belanda, cina, arab, dan lain sebagainya, yang mengakui Hindia sebagai tanah air dan kebangsaanya. Inilah paham yang dahulu disebut Indisch Nationalisme yang pada hari kemudian menjadi paham dari Perhimpunan Indonesia dan PNI.
ð Cita-cita IP adalah menyatukan semua golongan masyarakat baik penduduk pribumi maupun keterunan asing. Tujuan IP adalah :
1.   Menumbuhkan dan meningkatkan jiwa persatuan dua golongan untuk memajukan tanah air dengan dilandasi jiwa nasional.
2.   Memersiapkan kehidupan rakyat yang merdeka.
ð Tujuan organisasi disebarluaskan melalui surat kabar yaitu De Express. Isinya ditegaskan bahwa masa depan penduduk terletak ditangan penduduk Indonesia sendiri.
==AZAZ, TUJUAN==
ð Azas yang digunakan adalah mendidik suatu nasionalisme Hindia dengan memperkuat cita-cita persatuan bangsa.
ð Tujuan dibentuknya adalah sebagai bentuk untuk memajukan kepeningan bersama yang berasal dari orang-orang Indonesia yang tinggal di Belanda serta hubungan dengan Indonesia. Awalnya semua kegiatan hanya bersifat organisasi sosial saja namun pada akhirnya setelah berakhirnya Perang Dunia I timbul rasa persatuan dan sikap anti kolonialisme dan imperialisme terhadap penjajah dari para tokoh Indische Vereeniging. Terlebih lagi sejak presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson menyatakan bahwa setelah berakhirnya Perang Dunia I negara yang terjajah berhak untuk menentukan nasib dan kemerdekaan mereka sendiri.
ð Tujuan organisasi ini adalah :
1.   Membangun patriotisme semua “Indisce” terhadap tanah air yang telah memberi kehidupan pada mereka,
2.   Untuk mempersiapkan kehidupan bangsa Indonesia yang merdeka,
3.   Mendobrak kenyataan politik rasial yang dilakukan pemerintah kolonial Belanda.
==TOKOH ORGANISASI==
ð RM. Suwardi Suryaningrat, Pendiri Taman Siswa
Lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889, lebih dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantoro. Ia seorang aktivis pergerakan nasional dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi, salah satunya dengan mendirikan Perguruan Taman Siswa. Hari kelahirannya diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Semboyannya yang terkenal adalah: “Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.” 
ð Dr Cipto Mangunkusumo, Pendiri Indische Partij 
Lahir di Ambarawa, 1886, adalah tokoh pendiri Indische Partij, dan dikenal sebagai  Tiga Serangkai bersama Ernest Douwes Dekker dan Ki Hajar Dewantara. Cipto aktif menulis di koran De Locomotief sejak 1907. Tulisannya banyak mengkritik Belanda maupun budaya feodal para priyayi. Sebelum mendirikan Indische Partij bersama Tiga Serangkai, Cipto aktif dalam pergerakan Budi Utomo. Namun, karena perbedaan visi dan Cipto merasa Budi Utomo kurang mewakili aspirasi politiknya, maka ia mengundurkan diri dari kepengurusan dan bahkan keluar. Cipto terlibat dalam aksi Komite Bumi Putera melawan Belanda, berbuntut penangkapan terhadap Tiga Serangkai oleh pemerintah Belanda. Selama masa pembuangan, mereka tetap mengobarkan perlawanan lewat tulisan. 
ð Ernest François Eugène Douwes Dekker
Tokoh ini masih juga berdarah Indonesia. Namun tidak sepenuhnya. Tetapi keberadaanya bagi Indonesia sangat bermakna. Beliau mendirikan Nationale Indische Partij pada tahun 1912, Nationale Indische Partij merupakan sebuah partai politik. Menilai Budi Utomo terbatas pada bidang kebudayaan saja, maka Douwes Dekker mendirikan sebuah partai politik. Ernest François Eugène Douwes Dekker masih terhitung saudara dengan pengarang buku Max Haveelar, Eduard Douwes Dekker. Douwes Dekker sendiri yang tidak sepenuhnya berdarah Indonesia, namun ia dengan segenap jiwa dan raga berjuang untuk pergerakan nasional Indonesia. National Indische Partij pun aktif dalam berbagai organisasi internasional, seperti Liga Penentang Imperialisme dan Penindasan, serta Liga Demokrasi Internasional untuk menarik perhatian dunia internasional. Douwes Dekker mencurahkan pikiran dan tenaganya demi memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Bagaimana setelah membacanya?? Ingin yang lebih lagi? Simak yang beriku ini yaitu about Komunisme dengan organisasinya PKI.

==KOMUNISME==
PARTAI KOMUNIS INDONESIA (PKI)
Tahun Berdiri
1920
Tokoh Pelopor/Pendiri
Semaun, Darsono, Snevliet
Bentuk Organisasi
Politik
Tujuan Organisasi
Untuk menyebarkan Marxisme di kalangan kaum buruh dan Raya Indonesia.
Azaz
a.  Indonesia ingin menentukan nasib sendiri
b.  Bangsa Indonesia mengandalkan kekuatan dan kemampuan sendiri
c.  Bangsa Indonesia harus bersatu melawan penjajah
Faktor yang menyebabkan PKI berkembang pesat
a.  Propagandanya yang sangat menarik
b.  Memiliki pemimpin yang berjiwa kerakyatan
c.   Pandai merebut massa rakyat yang tergabung dalam partai lain
d.  Sikapnya yang tegas terhadap pemerintah kolonial dan kapitalis
e.  Di kalangan rakyat terdapat harapan bahwa PKI bisa menggantikan Ratu Adil
Strategi Organisasi
Pemberontakan G30S/PKI
Sikap Terhadap Hindia-Belanda
Non Kooperataif
==TENTANG ORGANISASI==
Pasti nama PKI tidak asing lagi bagi kita. PKI merupakan salah satu partai yang didirikan dalam gelombang pertama perjuangan anti Belanda. Partai komunis pertama yang didirikan di Asia di luar Uni Soviet yang strateginya mendahului strategi PK Cina ini, mulanya berasal dari sebuah organisasi bernama ISDV (Indische Social Demokratische Vereniging). Mau tahu sekilas ceritanya??? Ini dia…
Awalnya, paham Marxisme masuk dan tertanam di Indonesia sejak Perang Dunia I belum dimulai. Abad ke-20, banyak para pegawai Belanda datang ke Indonesia. Salah satunya adalah Henk Sneevliet. Ia merupakan pemimpin sayap kiri Serikat Buruh Kereta Api, yang sebelumnya merupakan tokoh sayap kiri gerakan sosialis. Sneevliet terpaksa mengungsi ke Indonesia pada tahun 1913 setelah dimasukkan daftar hitam oleh birokrasi reformis dan kaum majikan. Sneevliet berhasil dalam pengertiannya atas pembelajaran Marxisme dan cara mengorganisir kaum buruh dan kepemimpinan organisasi kelas buruh. Sehingga pada 9 Mei 1914, Sneevliet bersama kawan – kawan sosialis lainnya (J.A. Brandsteder, H.W. Dekker, P. Bergsma) mendirikan Indische Social Demokratische Vereniging (ISDV). Organisasi politik yang tujuannya untuk memperbesar dan memperkuat gerakan komunis di Indonesia. Namun, tampaknya organisasi baru ini kurang mengakar dalam masyarakat Indonesia, tidak seperti Sarekat Islam yang saat itu sangat besar massa-nya. Nah, karena faktor itulah Sneevliet dan kawan – kawan menganggap akan lebih efektif pengaruh Marxisme apabila bersekutu dengan gerakan yang lebih besar. Gerakan Insulinde-lah yang menjadi awal sasaran mereka. Namun, usaha mereka gagal. Setelah 1 tahun, mereka bubar dikarenakan Insulinde ternyata tak memenuhi sasaran dan tujuan ISDV.
Sasaran ke-dua ISDV adalah gerakan raksasa ‘Sarekat Islam’. Strategi mereka sewaktu itu dengan melakukan infiltrasi (penyusupan) sebagai anggota ISDV dan SI. Sehingga, dalam kurun waktu 1 tahun, ISDV memiliki pengaruh kuat dalam kalangan anggota SI. Selain itu, dengan menggunakan momentum keadaan buruh akibat Perang Dunia I membuahkan hasil. Faktor mudahnya ISDV melakukan infiltrasi termasuk karena adanya kemelut dalam tubuh SI, adanya disiplin partai, juga Central Sarekat Islam (CSI) sebagai badan koordinasi pusat SI masih sangat lemah kekuasaannya. Sehingga cabang – cabang SI bertindak sendiri – sendiri secara bebas. Menjadikan pemimpin muda Sarekat Islam menjadi pemimpin ISDV, juga merupakan strategi mereka. Namun, ISDV semakin mengalami ‘kegelisahan’ terutama setelah terjadi depresi saat krisis November. Ditambah lagi orang – orang Eropa anggota ISDV, mulai dipenjarakan dan diusir dari Hindia Belanda, 1919, saat sikap Belanda lebih keras, setelah krisis November tersebut. Menjadikan, para tokoh Indonesia berinisiatif untuk menjadi pemimpin ISDV di Indonesia. Tersebutlah, Semaun dan Darsono.
23 Mei 1920, merupakan hari bersejarah dalam perjalanan organisasi ini. Pada saat itu, ISDV diganti dengan nama baru, Partai Komunis Hindia, oleh Semaun. Tujuh bulan kemudian, tepatnya Desember 1920, partai ini mengubah namanya menjadi Partai Komunis Indonesia, dengan tetap ketuanya, Semaun.
Karena sebab “disiplin partai”, usaha Semaun untuk perbaiki hubungan dengan Sarekat Islam tergolong gagal. SI akhirnya pecah, dan Sarekat Islam Merah diputuskan berada di bawah pengajaran ideology komunis oleh PKI. Dan pada Kongres Desember 1924, di Kota Gede, Yogyakarta, meleburlah Sarekat Rakyat (Sarekat Islam Merah) menjadi anggota PKI. PKI berkembang begitu besar dan cepat. Dengan paham Marxisme-nya yang semakin radikal. Pemberontakan terjadi di mana – mana, namun selalu berhasil dipadamkan oleh pemerintah kolonial. Puluhan ribu pengikut PKI ditangkap dan dipenjarakan serta dibuang ke Tanah Merah, Digu Atas, dan Papua.
PKI telah sesaat ‘bersemi kembali’ 10 tahun kemudian, saat Musso,salah satu tokoh komunis kembali ke Indonesia, mencoba membangkitkan semangat komunis, namun tak berhasil, karena ternyata Belanda tak mau melunakkan sikapnya pada kaum komunis Indonesia, hingga Jepang datang ke Indonesia. Musso sendiri kembali meninggalkan Indonesia pada 1936. Walaupun PKI tergolong partai illegal, namun mereka masih melakukan kegiatan politiknya, dengan tetap memperjuangkan aksi revolusioner di Indonesia. Kemudian, gerakan utama kaum kounis disalurkan melalui ‘Gerindo’ dengan tokoh utamanya, Amir Syarifuddin.
Pemberontakan tahun 1926 tergolong sia – sia. Atasnya, PKI telah mengorbankan ribuan orang yang termakan hasutan untuk ikut serta dalam pemberontakan. Dampak buruk lain, menimpa para pejuang pergerakan nasional, berupa pengekangan dan penindasan yang lebih hebat dari pemerintah kolonial, sehingga sama sekali tak punya ruang gerak.
==TOKOH ORGANISASI==

ð Semaun, Ketua Umum Pertama Partai Komunis Indonesia (PKI), dan pernah ikut dalam Komintern.
Semaun pertama kali menyapa dunia di Curahmalang, Jombang, Jawa Timur sekitar tahun 1899. Anak dari tukang batu di jawatan kereta api, Prawiroatmodjo. Walaupun bukan anak seorang priyayi, semaun dapat mengenyam bangku pendidikan di sekolah Twedee Klas (sekolah bumiputera tingkat dua) dan kemudian bekerja di Staatsspoor (SS) Surabaya sebagai juru tulis.
Semaun telah terjun di kancah politik pada usianya yang masih belia—berumur sekitar 14 tahun. Pada tahun 1914 Semaun bergabung dengan Sarekat Islam (SI) Surabaya. Setahun setelah Semaun bergabung dengan SI, 1915, dia bertemu dengan Nom de Guerre—nama samaran dalam perjuangan Henk Sneevliet, yang kemudian diajak bergabung ke Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV)—organisasi sosial demokrat Hindia Belanda. Semaun kemudian juga bergabung dalam Vereeniging voor Spoor-en Tramwegpersoneel  (VSTP)—serikat buruh kereta api dan trem.
Pada tahun 1916 Semaun pindah ke Semarang karena dia diangkat menjadi propagandis VSTP, dan otomatis dia melepaskan pekerjaannya di Staatsspoor.

  ð Mr. Amir Sjarifoeddin Harahap lahir pada 27 April 1907 merupakan seorang tokoh Indonesia, mantan menteri dan perdana menteri pada awal berdirinya negara Indonesia juga mantan pemimpin Gerindo dan Partindo Surabaya. (Klik Di sini)

Wah,wah,wah lebih mantep kan…. Tunggu ana masih punya lagi!!! Jangan buru-buru kabur nanti kalau nyesel gimana? Hehe :) Sekarang kita bahas tentang Sosialisme yaitu dengan organisasinya Gerindo.

Sabtu, 17 Maret 2012

10 Bersaudara Hafal Al-Qur’an

Siapa yang menyangka bila 10 putra pasangan H Mutammimul Ula (Ustadz Tammim) dan Wirianingsih (Ibu Wiwi), ternyata bisa menjadi penghapal Alquran alias Hafizh. . Kedua pasangan suami istri tersebut mendidik dan membina kepribadian putra-putrinya dengan kebaikan akhlak, perilaku Qurani, anggota keluarga tidak pernah lepas untuk menghapal ayat suci Alquran yang menjadi pegangan hidup bagi seluruh umat muslim.
Keluarga tersebut juga menjadi inspirasi bagi keluarga muslim lainnya untuk dapat meneladani keistimewaannya. Kesepuluh putra mereka, selain berhasil di bidang keagamaan, juga berhasil di bidang akademik dan kemasyarakatan.
Misalnya, putra pertama H Mutamimul ‘Ula, Afzalurahman Assalam. Kini dia semester akhir Teknik Geofisika ITB, hafal Alquran sejak usia 13 tahun, dan Juara I MTQ putra pelajar SMU se-Solo. Selain itu, dia juga menjabat sebagai Ketua Pembinaan Majelis Taklim Salman ITB dan terpilih sebagai peserta Pertamina Youth Programme 2007.
Hal itu membuktikan bahwa prestasi di bidang menghapal Alquran tidak menyurutkan prestasi lainnya di bidang keduniawiaan, terutama dalam bidang pendidikannya yang terus menanjak.
Selain dari seorang putranya itu, sembilan saudara lainnya juga memiliki prestasi gemilang, dari prestasi akademik, jabatan di keorganisasian, juara MTQ, dan selalu mendapatkan amanah yang baik di dalam lingkungan. Dari kesepuluh putranya, empat putranya hapal 30 juz, ada yang hapal 29 juz, 15 juz, 13 juz, sembilan juz, dan dua juz bagi dua putranya yang masih duduk di bangku SDIT Mampang Jakarta Selatan.
Bagaimana kunci kesuksesannya? Meski keduanya sibuk atas pekerjaan yang sebelumnya merupakan politikus dari PKS serta sibuk dalam dunia dakwah (menyebarkan syiar Islam di tengah masyarakat), namun, pasangan suami-istri ini memiliki komitmen terhadap pendidikan anak. Terutama pendidikan agama, akhlak dan kepribadian anak.
Keluarga ini sebagaimana keluarga lainnya yang hidup di tengah arus globalisasi, putra mereka tetap diberi kebebasan menikmati berbagai fasilitas teknologi. “Namun, yang terpenting adanya imun (kekebalan) di dalam diri anak. Sehingga anak dapat tetap terjaga,” ujar Ustad Tamim saat menyampaikan urainnya di hadapan peserta.
Tamim menekankan, banyak beramal ibadah, berdoa, merupakan kunci keberhasilan untuk kebaikan hidup di dunia dan akhirat. Kedua pasangan ini sangat memperhatikan pentingnya manajemen waktu, konsisten (istiqamah), dan terus mengontrol perkembangan putra mereka dalam keluarga yang terus membina hubungan baik.
Bahkan, mengenai pengecekan hasil belajar putra mereka, kedua pasangan ini lebih mengutamakan untuk mengecek hapalan Alquran putra mereka, dan selanjutnya barulah menanyakan mengenai tugas sekolah atau kuliah. “Karena bila hapalan telah baik. Maka, yang lainnya akan ikut sendiri,” ujar Ustad Tamim yang sangat rendah hati dan tak pernah ingin berbangga diri itu.
Putra kedelapan Ustad Tamim yang baru kelas III SMP, Basyir mengutarakan, dia tidak begitu tertarik dengan permainan yang membuatnya lalai. Alquran aktivitas kebaikan lainnya, lebih menarik hatinya ketimbang harus menghabiskan waktu dengan permainan anak-anak yang marak akhir-akhir ini.
(dwy/ji)