Assalamu’alaikum,,,
hemmm ana punya edisi baru lho…. Ya edisi khusus about SEJARAH ZAMAN DAHULU haha :) khususnya saat PERGERAKAN NASIONAL.Penasaran? Penasaran? Etz, sebelum baca, ana mau menyampaikan, Deskripsi ini dibuat oleh kami berdua Alifatin Nur Faizah dan Uci Putri Maulida. Memang kami bekerjasama dalam pembuatan deskripsi ini. Salah satu alasannya adalah agar lebih ringan dan tidak terbebani. Jadi, pembagiannya masng-masing “2 Organisasi”. Insya Allah setelah antum baca ini, akan terlihat kompaknya kami. Hahaha ^_^
hemmm ana punya edisi baru lho…. Ya edisi khusus about SEJARAH ZAMAN DAHULU haha :) khususnya saat PERGERAKAN NASIONAL.Penasaran? Penasaran? Etz, sebelum baca, ana mau menyampaikan, Deskripsi ini dibuat oleh kami berdua Alifatin Nur Faizah dan Uci Putri Maulida. Memang kami bekerjasama dalam pembuatan deskripsi ini. Salah satu alasannya adalah agar lebih ringan dan tidak terbebani. Jadi, pembagiannya masng-masing “2 Organisasi”. Insya Allah setelah antum baca ini, akan terlihat kompaknya kami. Hahaha ^_^
Daripada lama-lama, yuk come on … read ya :) Syukron. Semoga bermanfaat buat antum semua.
OK, yang peratama adalah tentag Nasionalisme dengan organisasinya yaitu Indische Partij.
Bagaimana setelah membacanya?? Ingin yang lebih lagi? Simak yang beriku ini yaitu about Komunisme dengan organisasinya PKI.
==KOMUNISME==
|
|
PARTAI
KOMUNIS INDONESIA (PKI)
|
|
Tahun
Berdiri
|
1920
|
Tokoh Pelopor/Pendiri
|
Semaun,
Darsono, Snevliet
|
Bentuk
Organisasi
|
Politik
|
Tujuan Organisasi
|
Untuk
menyebarkan Marxisme di kalangan kaum buruh dan Raya Indonesia.
|
Azaz
|
a. Indonesia ingin menentukan nasib sendiri
b. Bangsa Indonesia mengandalkan kekuatan dan kemampuan
sendiri
c. Bangsa Indonesia harus bersatu melawan penjajah
|
Faktor yang menyebabkan PKI berkembang
pesat
|
a. Propagandanya yang sangat menarik
b. Memiliki pemimpin yang berjiwa kerakyatan
c. Pandai merebut massa rakyat yang tergabung
dalam partai lain
d. Sikapnya yang tegas terhadap pemerintah
kolonial dan kapitalis
e. Di kalangan rakyat terdapat harapan bahwa
PKI bisa menggantikan Ratu Adil
|
Strategi Organisasi
|
Pemberontakan
G30S/PKI
|
Sikap Terhadap Hindia-Belanda
|
Non
Kooperataif
|
==TENTANG ORGANISASI==
|
|
Pasti nama PKI tidak asing lagi bagi kita. PKI merupakan salah
satu partai yang didirikan dalam gelombang pertama perjuangan anti Belanda.
Partai komunis pertama yang didirikan di Asia di luar Uni Soviet yang strateginya
mendahului strategi PK Cina ini, mulanya berasal dari sebuah organisasi
bernama ISDV (Indische Social Demokratische Vereniging). Mau tahu sekilas
ceritanya??? Ini dia…
Awalnya, paham Marxisme masuk dan tertanam di Indonesia sejak
Perang Dunia I belum dimulai. Abad ke-20, banyak para pegawai Belanda datang
ke Indonesia. Salah satunya adalah Henk Sneevliet. Ia merupakan pemimpin
sayap kiri Serikat Buruh Kereta Api, yang sebelumnya merupakan tokoh sayap
kiri gerakan sosialis. Sneevliet terpaksa mengungsi ke Indonesia pada tahun
1913 setelah dimasukkan daftar hitam oleh birokrasi reformis dan kaum
majikan. Sneevliet berhasil dalam pengertiannya atas pembelajaran Marxisme
dan cara mengorganisir kaum buruh dan kepemimpinan organisasi kelas buruh.
Sehingga pada 9 Mei 1914, Sneevliet bersama kawan – kawan sosialis lainnya
(J.A. Brandsteder, H.W. Dekker, P. Bergsma) mendirikan Indische Social
Demokratische Vereniging (ISDV). Organisasi politik yang tujuannya untuk
memperbesar dan memperkuat gerakan komunis di Indonesia. Namun, tampaknya
organisasi baru ini kurang mengakar dalam masyarakat Indonesia, tidak
seperti Sarekat Islam yang saat itu sangat besar massa-nya. Nah, karena faktor
itulah Sneevliet dan kawan – kawan menganggap akan lebih efektif pengaruh
Marxisme apabila bersekutu dengan gerakan yang lebih besar. Gerakan
Insulinde-lah yang menjadi awal sasaran mereka. Namun, usaha mereka gagal.
Setelah 1 tahun, mereka bubar dikarenakan Insulinde ternyata tak memenuhi
sasaran dan tujuan ISDV.
Sasaran ke-dua ISDV adalah gerakan raksasa ‘Sarekat Islam’.
Strategi mereka sewaktu itu dengan melakukan infiltrasi (penyusupan)
sebagai anggota ISDV dan SI. Sehingga, dalam kurun waktu 1 tahun, ISDV
memiliki pengaruh kuat dalam kalangan anggota SI. Selain itu, dengan menggunakan
momentum keadaan buruh akibat Perang Dunia I membuahkan hasil. Faktor
mudahnya ISDV melakukan infiltrasi termasuk karena adanya kemelut dalam tubuh
SI, adanya disiplin partai, juga Central Sarekat Islam (CSI) sebagai badan
koordinasi pusat SI masih sangat lemah kekuasaannya. Sehingga cabang – cabang
SI bertindak sendiri – sendiri secara bebas. Menjadikan pemimpin muda Sarekat
Islam menjadi pemimpin ISDV, juga merupakan strategi mereka. Namun, ISDV
semakin mengalami ‘kegelisahan’ terutama setelah terjadi depresi saat krisis
November. Ditambah lagi orang – orang Eropa anggota ISDV, mulai dipenjarakan
dan diusir dari Hindia Belanda, 1919, saat sikap Belanda lebih keras, setelah
krisis November tersebut. Menjadikan, para tokoh Indonesia berinisiatif untuk
menjadi pemimpin ISDV di Indonesia. Tersebutlah, Semaun dan Darsono.
23 Mei 1920, merupakan hari bersejarah dalam perjalanan
organisasi ini. Pada saat itu, ISDV diganti dengan nama baru, Partai Komunis
Hindia, oleh Semaun. Tujuh bulan kemudian, tepatnya Desember 1920, partai ini
mengubah namanya menjadi Partai Komunis Indonesia, dengan tetap ketuanya,
Semaun.
Karena sebab “disiplin partai”, usaha Semaun untuk perbaiki hubungan
dengan Sarekat Islam tergolong gagal. SI akhirnya pecah, dan Sarekat Islam
Merah diputuskan berada di bawah pengajaran ideology komunis oleh PKI. Dan
pada Kongres Desember 1924, di Kota Gede, Yogyakarta, meleburlah Sarekat
Rakyat (Sarekat Islam Merah) menjadi anggota PKI. PKI berkembang begitu besar
dan cepat. Dengan paham Marxisme-nya yang semakin radikal. Pemberontakan
terjadi di mana – mana, namun selalu berhasil dipadamkan oleh pemerintah
kolonial. Puluhan ribu pengikut PKI ditangkap dan dipenjarakan serta dibuang
ke Tanah Merah, Digu Atas, dan Papua.
PKI telah sesaat ‘bersemi kembali’ 10 tahun kemudian, saat
Musso,salah satu tokoh komunis kembali ke Indonesia, mencoba membangkitkan
semangat komunis, namun tak berhasil, karena ternyata Belanda tak mau
melunakkan sikapnya pada kaum komunis Indonesia, hingga Jepang datang ke
Indonesia. Musso sendiri kembali meninggalkan Indonesia pada 1936. Walaupun
PKI tergolong partai illegal, namun mereka masih melakukan kegiatan
politiknya, dengan tetap memperjuangkan aksi revolusioner di
Indonesia. Kemudian, gerakan utama kaum kounis disalurkan melalui ‘Gerindo’
dengan tokoh utamanya, Amir Syarifuddin.
Pemberontakan tahun 1926 tergolong sia – sia. Atasnya, PKI telah
mengorbankan ribuan orang yang termakan hasutan untuk ikut serta dalam
pemberontakan. Dampak buruk lain, menimpa para pejuang pergerakan nasional,
berupa pengekangan dan penindasan yang lebih hebat dari pemerintah kolonial,
sehingga sama sekali tak punya ruang gerak.
|
|
==TOKOH ORGANISASI==
|
|
ð Semaun, Ketua Umum Pertama Partai Komunis Indonesia (PKI), dan pernah ikut dalam Komintern.
Semaun pertama kali menyapa dunia di
Curahmalang, Jombang, Jawa Timur sekitar tahun 1899. Anak dari tukang batu di
jawatan kereta api, Prawiroatmodjo. Walaupun bukan anak seorang priyayi, semaun
dapat mengenyam bangku pendidikan di sekolah Twedee Klas (sekolah bumiputera
tingkat dua) dan kemudian bekerja di Staatsspoor (SS) Surabaya sebagai juru
tulis.
Semaun telah terjun di kancah politik pada
usianya yang masih belia—berumur sekitar 14 tahun. Pada tahun 1914 Semaun bergabung
dengan Sarekat Islam (SI) Surabaya. Setahun setelah Semaun bergabung dengan SI,
1915, dia bertemu dengan Nom de Guerre—nama samaran dalam perjuangan Henk
Sneevliet, yang kemudian diajak bergabung ke Indische Sociaal Democratische
Vereeniging (ISDV)—organisasi sosial demokrat Hindia Belanda. Semaun
kemudian juga bergabung dalam Vereeniging voor Spoor-en Tramwegpersoneel (VSTP)—serikat
buruh kereta api dan trem.
Pada tahun 1916 Semaun pindah ke Semarang karena
dia diangkat menjadi propagandis VSTP, dan otomatis dia melepaskan pekerjaannya
di Staatsspoor.
ð Mr. Amir
Sjarifoeddin Harahap lahir pada 27 April 1907 merupakan seorang tokoh Indonesia, mantan
menteri dan perdana menteri pada awal berdirinya negara Indonesia juga mantan
pemimpin Gerindo dan Partindo Surabaya. (Klik Di sini)
|
Wah,wah,wah lebih mantep kan….
Tunggu ana masih punya lagi!!! Jangan buru-buru kabur nanti kalau nyesel
gimana? Hehe :) Sekarang kita bahas tentang
Sosialisme yaitu dengan organisasinya Gerindo.
==SOSIALISME==
|
|
GERINDO
|
|
Tahun
Berdiri
|
1937
|
Tokoh Pelopor/Pendiri
|
Sartono, Sanusi Pane, dan Moh. Yamin
|
Bentuk
Organisasi
|
Politik
|
Tujuan Organisasi
|
a. Mencapai Indonesia Merdeka
b. Memperkokoh ekonomi Indonesia
c. mengangkat kesejahteraan kaum buruh
d. memberi bantuan bagi kaum pengangguran
|
Asas
|
Gerindo
juga menganut asas insidental yang sama dengan Parindra.
|
Sikap Terhadap Hindia-Belanda
|
Kooperataif
|
==TENTANG ORGANISASI==
|
|
Merupakan sebuah
partai politik nasional Indonesia, yang dibentuk pada tahun 1937, tepatnya
pada 24 Mei 1937 di Jakarta. Partai ini merupakan salah satu partai yang
tergolong ‘baru’ di antara partai – partai lain yang dibentuk pada awal masa
pergerakan nasional tahun 1900-1940. Partai ini merupakan bentukan dari tokoh
– tokoh yang dulu tergabung dalam Partindo (Partai Indonesia), suatu Gerakan non-kooperatif yang didirikan
oleh Mr. Sartono setelah para pemimpin PNI ditangkap dan dibubarkan pada tahun 1936.
Para pemimpinnya
antara lain A.K. Gani (1905-1958), Moh. Yamin (1903-1964), Amir Sjarifuddin
(1907-1948), dan juga Sartono (mantan pendiri Partindo). Sebagai penerus
Partindo, Gerindo tetap bersifat revolusioner. Namun, sesuai dengan
situasi saat itu, Gerindo melakukan taktik perjuangan kooperatif
dengan pemerintah kolonial. Terbukti dengan para anggotanya yang bekerja sama
dengan pemerintah dan perizinan anggotanya untuk duduk dalam Dewan Rakyat
(Volksraad). Para pemimpinnya yang bersifat tegas, mengakibatkan lebih dapat
berkembang dan mendapat dukungan rakyat.
Kebangsaan-kerakyatan menjadi salah satu asas Gerindo. Tahu
tidakk?? Ternyata, Asas kebangsaan
Gerindo tidak didasarkan atas dasar “satu darah, satu turunan” dan asas
kerakyatan (demokrasi) Gerindo adalah demokrasi dalam berbagai lapangan
masyarakat, yaitu demokrasi politik, demokrasi ekonomi, dan demokrasi sosial.
Gerindo merupakan gerakan yang mengutamakan kegiatan di bidang politik. Karena menurut Gerindo, kemenangan di
bidang politik merupakan jalan utama membawa rakyat ke susunan ekonomi dan
sosial yang lebih sempurna. Aktivitas di bidang politik pertama kali
ditunjukkan dengan sikap menyokong bagian petisi yang menuju konferensi
imperial, di mana utusan – utusan Belanda dan Indonesia mempunyai hak sama
untuk memusyawarahkan kedudukan Indonesia, hal ini berada dalam Petisi Sutardjo.
Kemudian, dalam manifesnya menyatakan sikapnya yang anti-fasisme, saat
pecahnya perang antara Jepang dan Tiongkok. Gerindo juga mempergunakan dewan
– dewan sebagai alat – alat perjuangan dan tempat menyusun kekuatan untuk
memengaruhi kemajuan rakyat.
Gerindo berjuang untuk
mencapai kemerdekaan nasional, baik di bidang politik, ekonomi, dan
sosial demi kesejahteraan rakyat. Dengan tujuan ini, menjadikan Gerindo
bercorak Internasional dan sosialis. Bercorak internasional mengandung
pengertian bahwa Gerindo mencoba mengembangkan hubungan dengan luar negeri.
Sosialis mengandung pengertian bahwa dalam perbaikan tingkat kehidupan rakyat
dan keadilan sosial selalu diusahakan dengan cara demokratis. Gerindo
juga menginginkan terbentuknya suatu pemrintahan sendiri yang dikehendaki oleh rakyatnya. Dalam
bidang politik, Gerindo menuntut adanya parlemen yang bertanggung jawab
kepada rakyat. Bidang Ekonomi, dengan pembentukan Penuntun ekonomi Rakyat
Indonesia (PERI). Bidang sosial, dengan diperjuangkannya persamaan hak dan
kewajiban di dalam masyarakat. Sehingga, sewaktu diadakan Kongres di
Palembang, 1-2 Agustus 1939, diputuskan untuk menerima anggota dari golongan
peranakan (Eropa, Cina, dan Arab). Meskipun asas perjuangannya sesuai harapan
rakyat, namun gerakan ini kurang mendapat tempat di hati rakyat karena
organisasi ini tak lahir dari bawah.
Organisasi ini mengalami kegoyahan setelah terjadi
perbedaan pendapat. Salah satu pemimpinnya, Moh. Yamin dipecat karena dinilai tidak loyal kepada organisasi.
Kemudian pada 21 Juli 1939, Moh. Yamin mendirikan partai baru yang disebut
Partai Persatuan Indonesia (Partindo), yang bersifat kooperatif dan berusaha
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Selain itu, karena tak dapat mengakar
dalam Volksraad, Gerindo selalu terdesak oleh partai – partai yang lebih
moderat, dikarenakan sikapnya yang revolusioner. Akibatnya, Gerindo tak
mendapat kursi. Gerindo yang juga sebagai partai anti-fasisme tentu saja
menentang Jepang, sehingga setelah Jepang berkuasa di Indonesia, semua
organisasi politik termasuk Gerindo, kecuali majelis ismail A’la-Indonesia
(MIAI), dengan mudah dibubarkan oleh Jepang.
Gerindo melahirkan suatu gerakan pemuda yang
dinamakan Barisan Pemuda Gerindo, dengan tokohnya seperti Armansyah dan D.N.
Aidit.
|
Bagaimanakah? Meskipun tidak ada
gambar tapi masih suka bacanya kan??? ^_^ Sekarang ini yang terakhir yaitu
about Pan-Islamisme dengan organisasinya Sarekat Islam. Mari……………..
==PAN-ISLAMISME==
|
|
SAREKAT
ISLAM (SI)
|
|
Tahun
Berdiri
|
1912
|
Tokoh Pelopor/Pendiri
|
H.O.S
Cokroamonoto, HJ Samahudi
|
Bentuk
Organisasi
|
Ekonomi
dan Politik
|
Tujuan Organisasi
|
a. Mengembangkan jiwa dagang
b. Membantu anggota-anggota yang mengalami kesulitan dalam bidang
usaha
c. Memajukan pengajaran dan semua usaha yang mempercepat naiknya
derajat rakyat
d. Memperbaiki pendapat-pendapat yang keliru mengenai agama islam
e. Hidup menurut perintah agama
|
Strategi Organisasi
|
a.
SI tidak membatasi
keanggotaannya hanya untuk masyaakat
Jawa dan Madura saja.
b.
Mengadakan kongres antar
bangsa.
c.
Keluar dari Volksraad (Dewan
Rakyat).
|
Sikap Terhadap Hindia-Belanda
|
Non
Koopertif
|
==SEKILAS & DINAMIKA==
|
|
ð Pada mulanya Sarekat Islam adalah sebuah
perkumpulan para pedagang yang bernama Sarekat Dagang Islam (SDI). Pada tahun
1911, SDI didirikan di kota Solo oleh H. Samanhudi sebagai suatu
koperasi pedagang batik Jawa. Garis yang diambil oleh SDI adalah kooperasi,
dengan tujuan memajukan perdagangan Indonesia di bawah panji-panji Islam.
Keanggotaan SDI masih terbatas pada ruang lingkup pedagang, maka tidak
memiliki anggota yang cukup banyak. Oleh karena itu agar memiliki anggota
yang banyak dan luas ruang lingkupnya, maka pada tanggal 18 September 1912,
SDI diubah menjadi SI (Sarekat Islam).
ð Organisasi Sarekat Islam (SI) didirikan oleh
beberapa tokoh SDI seperti H.O.S Cokroaminoto, Abdul Muis, dan H. Agus
Salim. Sarekat Islam berkembang pesat karena bermotivasi agama Islam.
ð Latar belakang ekonomi
berdirinya Sarekat Islam adalah:
a. Perlawanan terhadap para pedagang perantara
(penyalur) oleh orang Cina,
b. Isyarat pada umat Islam bahwa telah tiba
waktunya untuk menunjukkan kekuatannya, dan
c. Membuat front melawan semua penghinaan
terhadap rakyat bumi putera.
ð Kecepatan tumbuhnya SI bagaikan meteor dan
meluas secara horizontal. SI merupakan organisasi massa pertama di Indonesia.
Antara tahun 1917 sampai dengan 1920 sangat terasa pengaruhnya di dalam
politik Indonesia. Untuk menyebarkan propaganda perjuangannya, Sarekat Islam
menerbitkan surat kabar yang bernama Utusan Hindia.
ð Pada tanggal 29 Maret 1913, para pemimpin SI
mengadakan pertemuan dengan Gubernur Jenderal Idenburg untuk memperjuangkan
SI berbadan hukum. Jawaban dari Idenburg pada tanggal 29 Maret 1913, yaitu SI
di bawah pimpinan H.O.S Cokroaminoto tidak diberi badan hukum.
Ironisnya yang mendapat pengakuan pemerintah kolonial Belanda (Gubernur
Jenderal Idenburg) justru cabang-cabang SI yang ada di daerah. Ini suatu
taktik pemerintah kolonial Belanda dalam memecah belah persatuan SI.
ð Bayangan perpecahan muncul dari pandangan yang
berbeda antara H.O.S Cokroaminoto dengan Semaun mengenai
kapitalisme. Menurut Semaun yang memiliki pandangan sosialis,
bergandeng dengan kapitalis adalah haram.
ð Dalam kongres SI yang dilaksanakan tahun 1921,
ditetapkan adanya disiplin partai rangkap anggota. Setiap anggota SI tidak
boleh merangkap sebagai anggota organisasi lain terutama yang beraliran
komunis. Akhirnya SI pecah menjadi dua yaitu SI Putih dan SI Merah.
a. SI Putih, yang tetap berlandaskan nasionalisme
dan Islam. Dipimpin oleh H.O.S. Cokroaminoto, H. Agus Salim, dan
Suryopranoto yang berpusat di Yogyakarta.
a. SI Merah, yang berhaluan sosialisme kiri
(komunis). Dipimpin oleh Semaun, yang berpusat di Semarang.
ð Dalam kongresnya di Madiun, SI Putih
berganti nama menjadi Partai Sarekat Islam (PSI). Kemudian pada
tahun 1927 berubah lagi menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII).
Sementara itu, SI Sosialis/Komunis berganti nama menjadi Sarekat
Rakyat (SR) yang merupakan pendukung kuat Partai Komunis Indonesia
(PKI).
|
|
==AZAZ, TUJUAN==
|
|
ð Tujuan yang ingin dicapai
sesuai dengan anggaran dasarnya adalah:
a. Mengembangkan jiwa berdagang,
b. Memberi bantuan kepada anggotanya yang
mengalami kesukaran,
c. Memajukan pengajaran dan semua yang
mempercepat naiknya derajat bumi putera,
d. Menentang pendapat-pendapat yang keliru
tentang agama islam,
e. Tidak bergerak dalam bidang politik, dan
f. Menggalang persatuan umat islam hingga saling
tolong menolong.
|
|
==TOKOH ORGANISASI==
|
|
ð KH. Samanhudi, Pedagang Sekaligus
Pejuang
Lahir
di Lawayen, Solo pada 1868, dari keluarga pedagang. Pada 1905, ia mendirikan
Sarekat Dagang Islam (SDI), organisasi nasional yang menentang Belanda dan
memperjuangkan martabat pedagang pribumi. SDI kemudian berubah menjadi
Sarekat Islam (SI) pada 1912, dan pada konggres tahun 1913, KH Samanhudi
terpilih menjadi ketua. Terlibat dalam gejolak politik pasca-kemerdekaan
dengan mendirikan organisasi Barisan Pemberontak Indonesia yang melawan
Belanda NICA, dan laskar rakyat bernama Gerakan Kesatuan Alap-Alap.
ð HOS. Cokroaminoto, Pendiri Sarekat Islam
Lahir
di Ponorogo pada 1882 dari keluarga R. M. Cokroamiseno, seorang pegawai
pemerintahan yang pernah menjabat bupati. Menamatkan sekolah di Oplayding
School Foor Inladishe Ambegtenaren (OSVIA), Magelang, dan sempat menjadi
pegawai sebelum memutuskan keluar dan aktif dalam pergerakan nasional melawan
Belanda.
Sepak
terjang politiknya sangat menonjol pada era 1912, di mana ia mendirikan SDI
yang kelak berubah menjadi SI. Kata mutiaranya yang termasyhur:
“Setinggi-tinggi ilmu, semurni-murni tauhid, sepintar-pintar siasat.”
ð H. Agus Salim, The Grand Old Man
Lahir
di Sumatera, 8 Oktober 1884 dengan nama Mashudul Haq yang berarti pembela
kebenaran. Ayahnya, Angku Sutan Mohammad Salim, adalah seorang kepala jaksa
di Pengadilan Tinggi Riau. Sepak terjang politiknya cukup meresahkan Belanda
sejak ia bergabung di koran Harian Neratja pada 1915, dan masuk organisasi
Sarekat Islam. Namanya meroket diera 1946-1950, dan mendapat julukan Orang
Tua Besar (The Grand Old Man).
ð Abdul Muis, Sang Pahlawan Pena
Lahir
di Bukit Tinggi, 3 Juli 1883, Abdul Muis adalah pejuang rakyat dengan senjata
pena yang tajam menusuk tirani Belanda. Dengan pena pula ia mengobarkan
semangat perlawanan dan memperjuangkan kemerdekaan. Menempuh pendidikan
dokter di STOVIA, Batavia, ia memutuskan berhenti dan aktif menulis di koran
De Express. Ia bergabung dengan Sarekat Islam, sebelum mendirikan Komite
Bumiputera bersama tokoh pergerakan nasional lainnya untuk melawan Belanda.
Ia juga menulis buku sastra berjudul Salah Asuhan.
|
Yaaa……………..sudah habis. Afwan ya, cukup sekian nih. Semoga bermanfaat ya. Jazakumullah telah membacanya ^_^. Ma’assalamah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar